Kita pasti mengetahui sebuah kegiatan yang dikenal
sebagai BELAJAR. pengertian dari BELAJAR
antara lain, Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. BELAJAR merupakan aspek pokok dalam proses pendidikan
seseorang dalam kehidupannya. Setelah saya mengalami proses belajar selama
lebih kurang 14 tahun belakangan ini, saya menemui banyak hal dalam BELAJAR itu
sendiri.
Memulai dari tingkat pra-Sekolah Dasar, yaitu
Taman Kanak-kanak proses yang kita hadapi adalah proses belajar sambil bermain.
Disini, merupakan masa awal dari sosialisasi dan pengenalan terhadap ilmu tidak
begitu dalam. Berlanjut ke tingkat Sekolah Dasar, maka kita benar-benar akan
menghadapi dan menemui dasar-dasar dari segala hal sebelum mengenal suatu ilmu lebih jauh lagi.
Ditingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang akan kita
temui adalah ilmu-ilmu lanjutan yang merupakan hasil dari pendalaman dari
ilmu-ilmu dasar yang telah didapatkan ditingkat-tingkat sebelumnya.
Periode
pendidikan diatas merupakan pendidikan dimasa-masa seseorang masih dikenal
sebagai seorang anak, meskipun usianya sudah memasuki masa remaja saat memasuki
masa Sekolah Menengah. Dalam opini saya, saya mengkriteriakan belajar itu atas
dua bagian proses, yaitu “Belajar Nyata” dan “Belajar Abstrak”. BELAJAR NYATA merupakan
kriteria proses belajar seseorang berdasar atas sebuah panduan yang jelas dan
ada tujuan jelas dari mengapa seseorang belajar hal tersebut. BELAJAR NYATA
inilah yang akan kita temui saat di tingkat sekolah dasar dan menengah.
sedangkan proses selanjutnya adalah BELAJAR ABSTRAK. BELAJAR ABSTRAK merupakan
proses belajar seseorang yang “nyaris” tanpa dasar yang jelas dan memiliki
lebih dari satu tujuan dari mengapa seseorang belajar hal tersebut. dalam
kehidupan yang kita sedang jalani prosesnya BELAJAR ABSTRAK adalah saat kita
sudah lepas dari bangku pendidikan wajib 12 tahun. Jadi, bisa kita rasakan dan
nikmati saat kuliah di perguruan tinggi atau saat kita sudah berkerja dan yang
pasti saat kita terjun kedunia nyata (masyarakat luas).
Belajar abstrak,
buka berarti kita mempelajari hal-hal yang tidak nyata dan tidak dapat
dijelaskan dengan pasti. Dapat diibaratkan belajar abstrak adalah seperti
proses “food gathering”. Kita mengumpulkan makanan dari berbagai sumber, dengan
acuan, makanan yang kita dapat tidak beracun dan dapat dimanfaatkan
benar-benar. Dalam belajar abstrak, kita mencoba mengumpulkan informasi apapun
meski situasi dan kondisi yang kita hadapi seolah tidak memberikan informasi
apapun. Ini yang saya sebut sebagai situasi “abstrak” atau “tersirat”.
Dalam pengertiannya diatas, belajar abstrak
saya sebutkan memiliki lebih dari satu tujuan. Maksudnya adalah dalam
mempelajari hal tersebut, jika sudah mendapatkan konsep dasarnya tidak hanya
stuck cukup sampai disitu, melainkan dihubungkan dengan gejala-gejala lain yang
sedang terjadi, disiplin ilmu pengetahuan lain dan sebab-sebab yang lain.
Tujuannya adalah memiliki lebih banyak sudut pandang dalam menghadapi suatu
hal. Belajar abstrak benar-benar memerlukan logika dalam berpikir yang benar-benar
telah berkembang, oleh karena itu hal ini pun dipengaruhi dari usia seseorang.
Semakin ia dewasa, maka proses belajar yang akan ia hadapi akan semakin
“tersirat” dan ia harus mampu menarik kesimpulannya sendiri dari hal-hal yang
ia temui.
Kembali saya menyatakan, BELAJAR NYATA dan
BELAJAR ABSTRAK bukan merupakan tipe belajar seseorang. Kedua hal ini adalah
“PROSES” belajar yang saling berkaitan. Sejak seseorang sudah mulai mengenal
apa itu belajar, ia sudah mengenal kedua proses ini sekalipun tidak disadari.
Persentase antara kedua proses belajar ini dapat digambarkan seperti bagan
dibawah ini:

Saat seseorang berada pada tingkat dasar, persentase belajar
nyata diibaratkan sebesar 80% dan belajar abstraknya masih 20%. semakin dewasa
maka posisi bisa dapat berbalik seperti dibawah ini:
Jika dijelaskan
secara tulisan panjang-lebar seperti ini, kedua proses ini memang terlihat
rumit. Tapi, seperti dikatakan sebelumnya, ini merupakan proses yang alamiah
tanpa kita sadari. Karena hal tersebut adalah alamiah, maka yang perlu disadari
adalah kesadaran kita. Kesadaran kta dalam mengetahui posisi kita tepat dalam
proses belajar yang telah disebutkan, agar kita tidak salah bertindak dan
menentukan pilihan.
